Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Korupsi Oh...korruppsi,,,,,,suap terus ...sip terus...


13085392441348860459
llustrasi/Admin (Shutterstock)





Bencana Besar telah terjadi dinegeri ini bukan tsunami atau gempa bumi, tapi bencana moralitas. Bahkan menunjuk seorang yang dianggap jujur dinegeri ini sudah teramat susah. Tiada lagi pejabat atau anggota legislatif yang bisa menjadi panmutan kejujuran. Dalam sejarah kemanusian selalu mencatatkan dalam masa-masa kegelapan akan muncul seorang pendobrak kebenaran, itulah yang terjadi pada seorang bocah bernama Alfiah. Sebuah kejujuran yang dibayarkan pengusiran oleh para tetangga sekitarnya…wah begitu mahalnya arti kejujuran di negeri ini.
Memang mahal nilai sebuah kejujuran dinegeri ini, masih ingatkah kita dengan kantin kejujuran yang dideklarasikan kejaksaan beberapa tahun lalu ?? tahukah anda bahwa hampir semua kantin kejujuran yang di dirikan, kondisinya sekarang sudah bangkrut.  Bertapa banyak kerusakan moral ini justru diakibatkan dari sistem yang dibuat oleh negara sendiri. Sebagai contoh pemerintah mengadakan seleksi masuk perguruan tinggi negeri, dengan jatah terbatas mengakibatkan segala cara diupayak untuk bisa masuk ke PTN negeri bukan hanya soal murah tapi soal prestise, maka berjamurlah praktek perjokian.
Beberapa tahun yang lalu seorang teman mengajak saya untuk bermain di bisnis perjokian, sambil memperlihatkan mobil barunya yang dibeli kas dari hasil joki masuk PTN. Jangankan bergabung setiap makanan atau minuman yang dia bawa tidak sedikitpun mengundang selera saya untuk menyantapnya.Teman tetap teman tapi prinsip tetaplah prinsip bro, dan sampai sekarang persahabatan kami tetap berjalan.
Pengalaman pertama saya dunia kerja ketika bergabung di salah satu lembaga keuangan syariah terbesar di negeri ini, sebuah pengalaman yang menguatkan mental karena harus berurusan  dengan permasalahan karyawan sebelumnya. Beberapa karyawan sebelumnya diberhentikan dengan tidak hormat karena mengkorupsi uang perusahaan. Bahkan dilembaga keuangan syariah yang berfondasi pada nilai-nilai religi sekalipun korupsi bisa tumbuh dan berkembang. Dari empat tahun pengabdian di tempat tersebut, dua setengah tahun lamanya saya dan teman-teman harus berjuang menuntaskan penggelapan premi ini, yang terberat tentu mengumpulkan bukti-bukti korupsi dan menjelaskan kepada nasabah bahwa dana mereka aman.
Lain lagi cerita teman yang juga akuntan di salah satu perusahaan ternama di Makassar, ketika penerimaan CPNS beberapa tahun lalu dia termasuk salah satu anggota tim pemeriksa jawaban. Ditangan tim pemeriksa ini nasib ribuan CPNS di tentukan. Pada jelang akhir pengumuman beberapa pejabat daerah dan ibu pejabat menelpon minta anggota keluarga ata kerabatnya di luluskan. Bahkan ada salah seorang ibu pejabat daerah yang mengancam akan mencabut SK PNS jika tidak mau membantu, teman saya cuek saja karena dia bukanlah PNS dan dia tetap pada idealismanya  bahwa penerimaan CPNS tahun ini harus bersih. Seorang pejabat daerah bahkan mengirimkan sebuah mobil baru untuk kawan saya, namun tetap menolak. Dan hasilnya bahwa pengumuman CPNS menjadi kacau karena data yang dikeluarkan dari daerah berbeda dengan data yang di rilis oleh tim pemeriksa. Pemerintah pusat akhirnya turun tangan dan mensyahkan data yang dirilis oleh tim pemeriksa, kemenganan bagi idealism kejujuran tapi sayangnya sejak saat itu lembaga mereka tidak pernah lagi dikutkan dalam pemeriksaan CPNS.
Beberapa waktu lalu ketika perusahaan tempat kerja saya meminta membayarkan sebuah invoivce(tagihan) di salah satu instansi yang ada dipelabuhan Makassar, biar menghemat  saya meminta seorang teman kerja saja yang masuk untuk membayarkan invoice tersebut, sekitar 5 menit kemudian teman tersebut menelpon dan mengatakan bahwa uang  tersebut kurang, padahal jumlah uang dan nominal di invoice telah sama. Tak lama saya pun masuk ke gedung tersebut, seorang ibu setengah baya menghampiri saya dan mengatakan bahwa uangnya masih kurang dan meminta tambahan lagi sekitar 1.6 juta rupiah. Langsung saya berkata tolong disiapkan invoice tambahannya, kekurangan uangnya akan saya bayarkan, si ibu yang memakai busana muslimah ini singkat berkata yang ini tiada invoice dan termasuk biaya sukarela. Teman saya pun langsung membisikan, “bayarkan saja biar administrasi kapal kita lancar”.
Sungguh tragis praktek culas alias koruptor seperti sudah mendarah daging di instansi ini, jauh sebelumnya saya sudah sering mendegar cerita ‘kotor’ kayak ini, maka tidak mengherankan jika banyak kapal kita yang tenggelam atau terbakar.
Yang lebih parah atau lebih pantas saya sebut tak terduga praktek kotor juga sering terjadi di salah satu BUMN yang mengurusi kapal laut kita. Saya sebutnya tak terduga ikut-ikutan culas karena biasanya ketika membayar semua tagihan telah sesuai dengan tagihannya dan dikirimkan langsung kerekening perusahaan, namun dibalik itu dari informasi seorang rekan senior yang telah lama “berenang”  di dunia pelayaran mengatakan bahwa di tempat itu lebih busuk dari yang di ada di pelabuhan, uang  haram yang beredar bahkan jauh lebih banyak, bisa jadi karena BUMN  ini mengurusi langsung kelayakan berlayar sebuah kapal beda dengan yang dipelabuhan yang hanya mengurusi kelengkapan administrasi saja.
Pantas saja ketika seorang akuntan dari luar negeri yang ditugaskan  memeriksa transaksi keuangan perusahaan dan menemukan terdapat pengeluaran yang telah disetujui dan telah diakui sebagai pembayaran tapi tanpa bukti invoice dan jumlahnya sangat banyak hingga puluhan juta. Kamipun kebingungan menjelaskan transaksi ini karena kejadiannya sudah berjalan beberapa  bulan lalu , sampai salah seorang teman berkata bahwa transaksi itu merupakan transaksi undertable (tanpa kwitansi) transaksi dibawah meja untuk memuluskan kapal berlayar.
 Begitu pelik dan banyaknya uang yang dikeluarkan perusahaan kapal hingga boss saya yang dari luar dan punya pengalaman di beberapa negara berkata, saya belum menemukan kejadian seperti ini dinegera lain hanya ada di Indonesia.
Makanya setiap berada di dua tempat ini saya selalu ingin cepat pulang, suasana dalam gedung terasa panas dan lebih-lebih saya takut kalau hidangan minum yang di berikan ternyata dari uang undertablejuga. Seorang teman yang kerja sebagai internal auditor disalah satu perusahaan pelayaran pun berkata kepada saya ” selamat datang di dunia pelayaran”.
Sebagai akuntan, kejujuran merupakan harga mati. Namun kadang kejujuran mesti berbagi dengan loyalitas perusahaan, sebagai contoh untuk mengurangi jumlah pajak penghasilan seringkali perusahaan meminta trik-trik akuntansi untuk menahan laju jumlah pembayaran pajak yang jumlahnya sangat besar, contoh paling sederhana dengan mengakui beberapa transaksi asset kedalam biaya perusahaan sehingga laba perusahaan berkurang hingga pajak penghasilan juga berkurang. Kasus paling luar biasa kerugian Negara yang berhasil diungkap terjadi di Pertamina yang diakibatkan kesalahan pencatatan akuntansi, jumlahnya lumayan fantastik sebesar 14 trilyun rupiah.
Dan sebagai manusia biasa tentu saya tidak bisa lepas dari dosa, namun dalam perkara kejujuran saya berusaha untuk setia. Bagai saya kejujuran merupakan kunci utama menghadang budaya korupsi, dan korupsi merupakan malapetaka yang sangat besar bagi negara.
Budaya korup benar-benar sangat sulit dihapuskan, benarlah apa yang dikatakan pak Amien Raais bahwa korupsi telah menyandera negara ini. Dan ada anekdot jika Tuhan berkenan mengabulkan doa bahwa semua penikmat korupsi di binasakan di bumi Indonesia, maka saya khwatir tiada lagi penduduk negeri ini tersisa, karena sadar atau tidak kita juga sudah terjebak dengan budaya korupsi itu.
Salam Kompasiana
Makassar,20 Juni 2011

sumber :
http://hukum.kompasiana.com/2011/06/20/dna-kejujuran-vs-dna-koruptor-pengalaman-dari-akuntan-junior/

Posting Komentar