Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

BAHASA PANASEA

9 min read
Nama : MOEH ZAINAL KHAIRUL
NIM     : F21108021
TUGAS FINAL PUBLIC RELATION
Bahasa adalah salah satu aspek terpenting dalam komunikasi bagi kita semua tanpa adanya bahasa sangat sulit bagi setiap manusia untul berkomunikasi bahkan tanpa adanya bahasa kita semua akan menjadi bisu dan dunia  akan sunyi senyap ,karena  bisu serta tak mampu berbicara memproduksi bahasa . Kita berkomunikasi hanya menggunakan bahasa isyarat atau menggunakan bahasa tubuh saja .tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang semakin lama semakin maju suatu bahasa maupun tutur kata pun semakin berkembang,  maka kita dapat melihat dahsyatnya pengaruh kekuatan bahasa dan tutur kata sebagai media untuk berkomunikasi terhadap sesama manusia .Kita juga dapat melihat bagaimana sejarah perkembangan bahasa tutur dari masa ke masa yang terdapat berbagai macam jenis perkembangan nya yang dapat kita temui . Hal tersebut  saya alami dalam perkembangan saya sebagai seorang  anak manusia ,dimana ketika masa kecil saya yang cukup indah, mulai mengenal tutur kata dan  pada genearasi tutur  tahun 80-an di mana ciri khas generasi ini masih ada rasa tunduk dan patuh pada perkataan orang tua di mana ketika orang tua saya dulu ketika marah tidak perlu marah dan mengeluarkan suara yang nyaring cukup dengan menatap dengan tajam apa yang saya lakukan ,hal ini menandakan saya melakukan kesalahan   sehingga membuat ayah  marah ,bahkan hanya dengan suara berdehem dalam tenggorokannya pun sudah bisa dipastikan bahwa ayah saya saat itu sedang tidak setuju apa yang saya lakukan .tetapi hal ini sangat kontras dengan generasi sekarang yang biasa disebut dengan generasi milenia atau generasi yang lahir pada tahun 2000-an kita dapat melihat bagaimana budaya tutur anak-anak zaman sekarang kepada orang tuanya yang cenderung bandel serta sangat suka membantah perkataan orang tuanya bahkan perilaku tutur  mereka cenderung menantang dari perkataan orang tua mereka ,dimana ketika orang  tua mengatakan sesuatu kepada anak –anak,seorang anak cenderung kritis dan tidak serta merta menerima apa yang yang di sampaikan orang tuanya salah satu contohnya adalah ketika anak diancam dengan hal –hal yang membuat mereka takut, ketika saya lagi membaca buku di perpustakaan . Ada seorang ibu dengan anak kecil yang saya kira adalah anaknya memasuki perpustakaan kemudian duduk  di bagian kursi depan dekat petugas perpustakaan. Nampaknya anak itu agak ‘nakal’. Berulang kali ibunya memarahi anak tersebut, “awas ya!” ,“jangan nakal ya!”, Tapi, sepertinya anak bandel itu tidak bergeming. Apa-apa yang ada didekat di dekatnya  itu dipeganginya,  seperti buku,majalah ,komik,koran ya dengan mengambil pensil dari tasnya kemudian berusaha menggambar apapun yang ia ingin kan di buku tersebut, sampai-sampai pegawai perpustakaan tersebut  berulang kali melirik anak itu, khawatir merusak buku, “awas ya, nanti kalo coret-coret , saya potong lho…” kata pegawai tersebut , anak itu langsung jawab  “emang ada pisaunya ya…”Ada benarnya juga sih anak itu, mau memotong kan harus ada pisaunya, dan anak itu tidak melihat disitu ada pisau, kelihatan sekali anak itu tidak mau dibohongi,dan memang kelihatannya Memang kelihatan sekali kalau anak sekarang semakin kritis saja. Tidak seperti jaman anak-anak seusiaku dulu. Ditakuti dengan sesuatu yang tidak masuk akal aja, kita semua sudah takut, tanpa berani mempertanyakan kebenarannya .Menurut analisa saya anak –anak zaman sekarang semakin kritis berkat majunya teknologi informasi dan komunikasi di mana seorang anak dapat memperoleh berbagai macam informasi dari berbagai macam sumber baik dari internet ,media cetak dan elektronik,hal ini juga sangat berbeda ketika saya masih kanak-kanak sumber informasi masih sangat terbatas
            Double speak ( berbicara dengan dua makna berbeda ) adalah bahasa yang  berfungsi sebagi penyamaran, mendistorsi, atau membalikkan makna kata-kata. Doublespeak dapat mengambil bentuk euphisme (misalnya, "perampingan" untuk PHK), membuat kebenaran kurang menyenangkan, tanpa menyangkal sifatnya. Hal ini juga dapat digunakan sebagai ambiguitas yang disengaja, atau pembalikan makna.Dan di era reformasi ini saya melihat fenomena penggunaan bahasa “Double speak “ di kalangan para pejabat Indonesia masih sering digunakan hal ini karena para pejabat pemerintah inilah yang akan berkomunikasi dengan rakyatnya  untuk mencapai tujuan negara .Selanjutnya pemerintah tentu saja berpolitik agar kebijakannya dapat dilaksanakan  dan diterima oleh rakyat dan bila kebijakannya akan mengundang kontradiksi sertaa pertentangan dari masyarakat maka di sinilah peran dari “Double Speak” akan sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesan pertentangan ,selain  itu Bahasa politik sebagaimana diungkapkan George Orwell (2004) dirancang untuk membuat kebohongan kelihatan jujur.
Di era reformasi sekarang ini banyak juga saya menemukan “Duoble Speak” yang di lakukan pejabat di Indonesia terutama presiden kita SBY ,masih teringat jelas ketika itu kasus century sedang hangat-hangatnya di permukaan publik ,SBY pun berpidato mengenai kasus tersebut  dan dalam pidatonya  yang mengambang menurut saya ,SBY sampai sekarang tetep masih sering menggunakan apa yang kita sebut high context communication, komunikasi berkonteks tinggi. Artinya sering menggunakan kata-kata yang bersayap, muter-muter, tidak jelas maknanya.,begitu pula isi pidatonya yang tidak konkret untuk langsung masuk ke titik paling inti persoalan yaitu apakah proses bailout bank century bermasalah atau tidaknya sehingga layak masuk ranah hukum untuk dipidanakan ,tetapi beliau terkesan menutup-nutupi sesuatu dan mengambang , Selain itu, jika saya  melihat pilihan gramatikal dalam pidatonya, SBY terkesan bukan saja ingin membeberkan kebenaran kepada publik, mengajak publik memercayai kebenaran bailout century , dan membujuk publik agar melihat dampak krisis moneter seperti cara pemerintah,walaupun publik terlanjur percaya  serta  menganggap Bailout itu bermasalah karena memang hasil investigasi dari DPR serta laporan dari BPK  ,sehingga perlu adanya proses hukum tetapi dengan kekuatan retorika seorang SBY  kekuatan “Double Speak”nya mampu menyihir  \masyarakat Indonesia ,padahal sebelumnya kasus ini mencuat di permukaan publik  dan sebelum kasus Bank century dijadikan hak angket oleh DPR ,SBY pun sebagai presiden  menekankan bahwa kasus Bank century harus di buka seluas-luasnya dan selebar –lebar dan jangan ada yang ditutup-tutupi ,dan yang membuat saya semakin heran ketika kasus tersebut terbuka semakin lebar dan jelas kesalahannya  pansus hak angket DPR pun memutuskan Bailout bermasalah dan hal ini diputuskan  bukan karena berlatar belakang poltik tetapi di dukung kuat berdasarkan data dan fakta, serta berdasarkan temuan hasil audit investigasi lembaga auditor negara, yakni BPK.tetapi setelah SBY berpidato di hadapan publik ia pun sangat lihai beretorika semantik yang seolah –olah untuk menutup-nutupi kesalahan bailout tersebut dan melakukan tindakan pembenaaran yang dilakukan oleh pemerintah .
Dewasa ini bahasa publik atau bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia saya melihat tambah kacau saja dan banyak yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan oleh kamus besar bahasa Indonesia bahkan kata-lata serapan asing yang sering terdengar di telinga saya,yaitu  ketika menatap para ABG yang berinteraksi satu sama lain cenderung menggunakan kata-kata yang menurut mereka gaul bahkan walaupun itu serapan dari bahasa asing bukan produk bahasa Indonesia asli, di sisi lain akibat meluasnya pengaruh media di era teknologi informasi sekarang ini ,media pun kerap berlomba-lomba menyisipakan berbagai kata-kata asing demi tuntutan rating agar medianya terlihat keren dan mempesona pembaca ,misalnya :ratusan hektar sawah petani di  Sinjai mengalami fuso ,dan kata fuso disini ialah serapan bahasa asing yang artinya gagal panen ,tidak hanya itu banyak diantara media cetak kerap kali menjadi perusak bahasa Indonesia demi mendapatkan oplah hasil penjualan majalah atau korannya, seperti media-media yang segment pembacanya anak muda seringkali menyisipkan kata-kata yang dianggap gaul seperti : tidak berhasrat :cape deh, sekolah: skull, kuliah :kull dan masih banyak lagi kata-kata yang dimasukkan guna mengejar target pembaca khususnya para kawula muda di negeri ini ,sehingga acapakali ketika mereka para pemuda-pemudi ketika berkomunikasi tidak lagi menggunakan kata yang baik dan benar tetapi telah terpengaruh dengan bahasa –bahasa gaul yang mereka dapatkan di media.
Selain kematian, beberapa hal yang kerap ditakuti orang salah satunya adalah berbicara di depan umum atau yang lebih kita kenal sebagai public speaker .Mengapa demikian ? karena Banyak orang yang merasa gemetar, bingung setengah mati ketika diminta atau punya tugas harus berbicara di depan umum. Pertanyaannya adalah, apakah perasaan demikian itu wajar? Dalam menjalani hidup dan kehidupan terkadang kita sebagai manusia tidak hanya dituntut sebagai seorang pendengar tetapi juga seringkali kitalah yang menjadi pembicara di depan umum atau yang biasa kita kenal dengan public speaker harap pembaca ketahui bahwa untuk menjadi public speaker yang handal tidak semudah kelihatannya ,yang kalau kita lihat hanya bermodal kan berbicara saja ,tetapi juga ditunjang beberapa  kemampuan  terhadap berbagai aspek diantaranya selain modal suara yang enak didengar, harus juga memiliki kepribadian & intelektual. Artinya Pembawa Acara harus memiliki pengetahuan luas, kaya akan perbendaharaan kata serta percaya diri,memahami etika,berpenampilan rapi  dan bersih serta menarik,mengapa hal ini harus dimiliki oleh seorang public speker ? tentu saja karena ia adalah pusat perhatian dari orang yang mendengarkan nya ,selain itu tidak hanya pendengaran dari seorang public speaker yang akan di dengar, tetapi juga patut diperhatikan adalah bahasa tubuhnya ,sehingga pesan yang disampaikan oleh seorang public speaker dapat diterima dengan baik dan jelas.Dan tak lupa  pula menyelipkan sedikit humor agar pendengar tidak cepat bosan apa yan kita sampaikan ,seandainya para public speaker lupa akan persiapan yang ia harus lakukan menjelang ia berbicara atau bahkan tanpa persiapan sama sekali, tentu saja akan ada konsekuensi yang di dapat dari seorang public speaker diantaranya adalah :
1)      Pertama mungkin  dipidanakan , hal ini tentu saja bisa terjadi kepada setiap pembicara yang berbicara di depan publik yang tanpa persiapan matang kadangkala ucapannya keseleo sehingga menyinggung pendengar ,yang bisa saja karena kata-kata tajam yang terus meluncur tanpa disadari oleh pembicara dan para pendengar akan menuntut balik karena dianggap melakukan pencemaran nama baik.
2)      Kedua adalah malu,rasa malu yang melanda karena kurangnya persiapan untuk menjadi public speaker tentu saja sangat memalukan karena bisa saja kita lupa apa yang mau kita sampaikan serta diam seribu bahasa akibat minimnya persiapan .
Jadi supaya apa yang kita akan sampaikan nanti pesannya dapat menyentuh lubuk hati sanubari para pendengar ,maka persiapan pun tidak boleh asal-asalan .
            Mempelajari budaya tutur suatu kaum sangat penting bagi kita semua selain menambah khazanah pengetahuan ,selain itu kita berfungsi agar  maksud atau pesan yang ingin kita sampaikan kepada orang lain lebih tepat sasaran karena sesuai dengan budaya tutur masyarakat setempat ,seperti kita ketahui ada banyak perbedaan dari budaya tutur orang asia dengan orang barat ,misalnya masyarakat di Negara-negara barat jika seseorang berbicara  dan menyampaikan suatu hal maka langsung inti nya apa yang ingin disampaikan, tetapi hal ini berbeda dengan masyarakat di Asia jika berbicara cenderung berputar putar dahulu tidak langsung ke intinya apa yang ingin disampaikan.Hal ini sangat penting bagi sebuah institusi untuk kepentingan bisnis misalnya jika klien yang kita hadapi orang barat maka tentunya kita harus langsung mengutarakan maksud dari kerjasama bisnisnya,yang ingin disampikan tetapi lain halnya jika klien kita seorang asia maka tentu jangan langsung mengutarakan maksud dari kerjasama bisnis yang di paparkan ,alangkah bijaknya jika menyakan terlebih dahulu bagaimana kabarnya,kesehatannya,tentang anaknya sampai kemudian kita menjadi lebih akrab dengannya maka bisa di jamin kesepakatan bisnis yang akan di capai dapat terwujud .