Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

kULTUR KAMPUS ///

 kampus hanya mementingkan pencitraan. Semua kampus ingin menunjukkan diri bahwa mereka adalah kampus unggulan, kampus yg bonafit, mentereng dan lain-lain. Hanya tampak depan sajalah terlihat bagus, agar orang2 yg mau kuliah disitu tdk ragu untuk membayar mahal. Kalo saya berani bilang, kampus sekarang ini telah kehilangan idealisme akademisnya karena telah tertutupi oleh materi dan pencitraan. bahkan ada juga dosen yang anti untuk di debat dan mengancam mahasiswa yg mendebatnya. Mereka bilang, mereka adalah dosen dan anda adalah mahasiswa. Apakah memang dosen selalu lebih pintar dari mahasiswa? Belum tentu

Satu hal yang menurut saya sering luput dari perhatian pengelola / pengembang kampus adalah masalah kultur. Biasanya kita lebih fokus kepada kurikulum (dan sejenisnya). Pengembangan kultur lebih sering diabaikan, ataupun kalau ada hanya sebagai slogan marketing saja.
Yang saya maksudkan dengan kultur misalnya adalah kebiasaan mahasiswa berdiskusi di kampus, mahasiswa tidak takut bertanya kepada dosen, adanya interaksi antar bidang, dan seterusnya. Kodifikasi ini bagaimana ya?
Kurikulum bisa dibeli atau dicontek. Tinggal lihat perguruan tinggi lain yang bagus, terus dicomot saja. Nah, kalau kultur? Bagaimana ya?

Posting Komentar