Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Bahaya setia furqan dan ary ginanjar

kepada penggemar..pelatihan berkedok motivasi dan laen-laen macam setia furqan,ary ginanjar.harap berhati-hati...karena.
pertama untuk setia furqan yang saya alami langsung di TKP ( gedung mulo ) sehingga bertanya-tanya dalam hati akan kegiatan ini yang bertujuan
1 yang bertujuan untuk merubah kepribadian para pengikutnya/peserta lewat pengaruh self-help, psikologi motivasi, kesehatan holistik, parapsikologi, penelitian kesadaran  dan lain sebaginya... Mereka menganggaphal ini bertujuan untuk menciptakan spiritualitas tanpa batas atau dogma yang lebih inklusif dan pluralistik dalam kehidupan. Ia rupanya tidak lebih dari pengejawantahan dunia kemusyrikan, paganisme, dan theosofi sebagai prinsip dasar pergerakan. Titik tekan mereka adalah pluralisme agama. Karenanya, pelatihan banyak dibanjiri peserta yang tidak terikat pada satu agama. .. Masalahnya, orang-orang non Muslim yang saya lihat sebagai peserta itu bukan didakwahi akan kebenaran Islam, yang terjadi adalah adanya klaim kebenaran masing-masing individu yang berdasarkan kepada kebenaran suara hati dengan dalih fitrah. Karena manusia diciptakan membawa fitran kebenaran, mereka menganggap entah Yahudi, Konghucu, Budha, hingga Atheis sekalipun memiliki suara hati yang sama pula. Padahal Islam tidak berhenti di fitrah tapi juga Iman.

2 .kemudian pada ary ginanjar agustian ..
bagaimana dengan kasus ESQ? Saya sendiri tidak begitu yakin dengan konsep ini.

ESQ sendiri sudah menuai banyak kritik. Apa saja dimasukkan asal mendukung gagasan ESQ, katakanlah seperti Husein Haikal (Penulis Liberal), Ali Syariati (Tokoh Syiah), Pastor Drijarkara (Katolik) dan lain sebagainya. Bahkan untuk menjelaskan Rukun Iman banyak dikutip justru pemikir-pemikir Barat.

Kita juga bisa dapati pemahaman menyimpang yang diyakini Ary Ginanjar Agustian. Sebagian orang menyebutnya sebagai paham, “Manunggaling kawula gusti” atau pantheisme yang memang kuat diajarkan di NAM. Pada halaman 10 alinea 2, buku ESQ, Ary Ginanjar menyatakan :

“Jawaban-jawaban dari suara hati tersebut adalah sama persis dengan sifat-sifat Allah yang terdapat di dalamAl Qur’an (Asmaul Husna) seperti Maha Penolong, Maha Pengasih, ……”.

Sedangkan di halaman 108, Ary Ginanjar menulis, “Ketika jiwa manusia mengangguk, mengakui Allah sebagai Tuhannya, maka saat itulah Sifatsifat Tuhan yang Suci dan Mulia, akan mengemuka dan memancar dalam God Spotnya, dan dari sinilah dasar pijakan kecerdasan spiritual bermula.”

Jelas ini adalah sebuah pemahaman keliru. Sebab jika kita merujuk kepada ayat-ayat di Al Qur’an, Allah memberikan penjelasan bahwa sebagai Sang Maha Pencipta, Ia tidak dapat disetarakan dengan siapapun.

“... Dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai (setara) denganNya”. (Al Ikhlas: 4)

3 komentar

  1. bagus ni artikelnya...! setuju sekali.... prakteknya memang bnyak yg begitu. masalah nurani... hanya nurani yg bercahayakan iman yg bisa dipercaya. tnpa iman dan ilmu.... manusia sulit memiliki kebijksanaan memilah mana bisikan kebenaran, mana bisikan setan..hehe

    eh..tp itu yg Ary Ginanjar, bukannya sdh beliau akui kesesatannya dan memperbaikinya??

    *banyaknya komentku...
  2. Yup terima kasih ..komntarnya..rezki puspita..bikin blog jadi hidup ,,tidak lagi sepi..karena tiap ada koment berarti menghargai dan mengapresiasi usaha penulis menulikan artikelnya..
  3. hehe naaahh kalu begitu berkunjung jglah ke blog saya.. (^_^)/