Ini Dia alasan Kenapa Uang Panaik dan Mahar Harus Mahal.
Namun kalau kita melihat dari perspektif lain yang tidak melulu negatif pernikahan bugis , yakni membuat para lelaki bugis berusaha sedemikian rupa untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dalam pernikhan dan berumah tangga kelak.
Banyak dari masyarakat luar dari
Sulawesi selatan mencibir pernikahan Bugis, Karena mahalanya mahar dan uang
panai yang harus di berikan untuk saat ini berkisar puluhan hingga ratusan juta
rupiah. mereka beranggapan seolah-olah sedang membeli anak gadis nya orang
lain.
Pernikahan bugis dan makassar bai sebagian orang sangat memberatkan. Mengingat besarnya jumlah uang panai atau uang belanja bagi pihak mempelai pria yang harus di bayarkan kepada mempelai wanita. Mestinya bukannya mahanlnya yang dipersoalkan namun hakikatnya nikah bugis dan makassar adalah mempertemukan dua keluarga besar dengan segala identitas dan status sosial. Selain itu juga sebagai melestarikan garis silsilah di masyarakat.
Dari hal ini lahir lah yang
namanya perantau , atau yang lebih dikenal dengan saudagar .arti saudagar ini
menilik pergi merantau untuk meninggalkan kampung halaman. Masyarakat bugis dan
makassar pun sejak dahulu terkenal suka merantau terbukti dengan kapal phinisi
yang legendaris di gunakan masyarakat bugis dalam pergi merantau melewati
batas-batas negara dan benua sejak zaman dahulu. Dan sekarang pun masyarakat
dunia mengakui kehebatan perahu phinisi ini yang sangat terkenal.
Bahkan kepiwaian suku- Bugis
Makassar dalam mengarungi samudra cukup dikenal luas dan wilayah perantuan
mereka pun hingga Australia, Madagaskar dan Afrika Selatan. Bahkan pinggiran
kota cape Town Afrika Selatan terdapat sebuah suburb atau setingkat kecamatan
yang bernama Maccassar, sebagai tanda tangan penduduk setempat mengingat tanah
asal nenek moyang mereka.
Salah satu alasan masyarakat
bugis dan makassar pergi merantau adalah baut mengumpulkan pundi-pundi harta
yang banyak buat melamar gadis pujaan hatinya. Sebab dari sinilah dapat dilihat
ketulusan cinta sang lelaki .yah tentu
saja kata cinta yang tidak bermodalkan kata namun perbuatan Dan sejatinya cinta suci adalah yang diresmikan oleh ikatan pernikahan.
tidak inginkah anda menikah dengan gadis Bugis secantik ini? |
Saya teringat pidato mantan Wapres HM Jusuf Kalla
saat berada di Papua. Katanya, etos kerja orang Bugis sangat tinggi karena
punya banyak keinginan-keinginan, termasuk keinginan menikah di kampungnya
sendiri. “Mengapa orang Bugis rajin bekerja? Karena mereka punya banyak
keinginan-keinginan. Mereka ingin menikah dengan panai’ (uang naik) yang
tinggi. Setelah itu mereka ingin punya rumah. Setelah itu mereka mau naik haji.
Kalau sudah haji, mereka ingin kawin lagi. Maka prosesnya kembali dari awal,” kata Jusuf Kalla...
kalau kita melihat dari kacamata sejarah islam pun bagaimana seorang Muhammad Muda merantau Muhammad muda telah menjadi pedagang
internasional sejak 12 tahun. Beliau ikut pamannya melakukan perjalanan bisnis
ke Syam (sekarang Suriah) dan sejak berumur 16 tahun beliau ke Yaman, Suriah,
dan beberapa negara teluk sekarang.
Kemampuan bisnisnya membuat Muhammad muda menjadi
seorang pengusaha sukses yang kaya raya. Sebagai gambaran bisa kita lihat mahar
(mas kawin) yang diberikan Muhammad muda ketika melamar Khadijah.
Ia menyerahkan 20 ekor unta sebagai mahar.
Menurut suatu riwayat, ditambah dengan 12 uqiyah (ons) emas. Suatu jumlah yang
sangat besar apabila dikonversi ke mata uang kita sekarang.
Harga unta standar sekarang mencapai 4.000 riyal
(untuk unta pilihan tentu saja lebih mahal). Jika 1 riyal sama dengan Rp.
2.500, maka harga satu unta mencapai 10.000.000. Maka mahar unta yang diberikan
Muhammad senilai Rp. 200.000.000.
Lalu, bagaimana dengan emasnya?
Satu uqiyah sama dengan 7,4 dinar. Satu dinar
setara dengan Rp. 1,5 juta (ketika buku ini ditulis, harga dinar masih segitu.
Sekarang sudah 1,8 juta). Artinya mahar emas yang diberikan Muhammad muda
senilai dengan 12 uqiyah x 7,4 dinar/uqiyah x 1,5 juta, sama dengan Rp.
133.200.000.
Tidak pernah ada kisah Muhammad muda bangkrut
gara-gara lamaran ini. Artinya, ada kemungkinan kekayaan sebenarnya masih lebih
besar.
Keinginan menikah dan melamar gadis yang kita sukai harusnya dimasukkan ke dalam keadaan kepepet dan darurat mengapa ?
Bagaimana seandainya, keinginan menikahi orang yang paling Anda sayangi dan cintai . Jika tidak anda buat keputusan , maka (maaf) gadis yang anda sudah taksir sejak lama ini dan ingin anda nikahi akan di lamar oleh orang lain.. Sedangkan pernikahan ini hanya bisa dilaksanakan jika anda menyerahkan uang tunai sejumlah 105 juta rupiah baut biaya uang panai dan pernikahan sebelum jam 9 esok hari. Bagaimana? Apakah anda masih akan mengatakan tidak bisa? Mayoritas akan menjawab, “Harus bisa”. Kenapa? Karena KEPEPET, jika tidak, orang yang kita cintai tersebut akan melayang. dilamar orang lain.
Jadi sebenarnya jika dalam kondisi yang terdesak dan tidak diberikan pilihan untuk “tidak bisa”, manusia akan mencari jalan untuk berfikir “Bagaimana Harus Bisa”. Tetapi kenapa sukses, kaya, membahagiakan orang tua atau keluarga,dan menikah seolah bukan suatu kebutuhan yang mendesak?