Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Industri Pornografi Sebabkan Lost Generation di Jepang

Jepang terancam kehilangan sebagian besar dari generasinya pada masa yang akan datang. Hal ini terungkap karena demografi Jepang ditandai dengan penurunan tingkat kelahiran secara terus menerus dan  peningkatan harapan hidup yang menyebabkan penduduk Jepang makin menua. Penurunan tingkat fertilitas  juga menyebabkan turunnya jumlah penduduk. Kondisi demofrafi seperti ini  justru terbalik dengan apa yang dihadapi oleh beberapa negara seperti Indonesia, India, Nigeria, dll yang justru bermasalah karena angka kelahiran tinggi. Yoshida, profesor ekonomi di Universitas Tohoku, angka kelahiran mulai menunjukkan penurunan yang mengkhawatirkan sejak 1975. Bahkan jika terus menyusut penduduk Jepang diperkirakan akan punah dalam 1000 tahun ke depan. Pertumbuhan penduduk Jepang berada titik terendah sejak 1920 yang disebabkan oleh rendahnya angka kelahiran. Sebagai negara dengan peringkat ke-10 di dunia dengan jumlah  populasi tertinggi mengalami stagnansi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang hanya mencapai 0,2 persen sejak sensus yang dilakukan pada tahun 2005. Walaupun berdasarkan sensus menunjukkan peningkatan, namun secara faktual jumlah penduduk Jepang mengalami  penurunan sejak tahun 2007. Menurut perkiraan Biro Statistik Jepang, penduduk Jepang pada 1 Desember 2009 berjumlah 127.530.000 orang (62.130.000 laki-laki dan 65.410.000 perempuan), dan dibandingkan populasi Desember 2008 terjadi penurunan sebesar 0,12% (150.000 orang) Jika hal ini terus
 –
Anak yang imut dan Lucu ini pada masa depan terancam punah


Anak yang imut dan Lucu ini pada masa depan terancam punah


Anak yang imut dan Lucu ini pada masa depan terancam punah

 Menerus terjadi ini mengakibatkan masalah yang besar bagi Jepang. Bahkan Negeri jepang akan kehilangan generasinya atau bisa di sebut lost generation. Satu hal yang disorot penulis karena negara jepang merupakan surganya pornografi. Industri pornografi begitu berkembang pesat. Hal ini secara tidak langsung  menyebabkan andil  para pria Jepang  terbiasa melihat hal yang berbau pornografi sehingga mengakibatkan mereka menjadi malas untuk berhubungan seks karena sudah bosan dapat melihat hal-hal bugil sepanjang hari, tentunya ini berdampak terhadap tingkat kelahiran yang penduduk Jepang. Ada korelasi positif terlihat dengan semakin sering sering melihat video porno maka kepuasan seksualnya di salurkan melalui  imajinasi dan tangan mereka sendiri melalui masturbasi. Tentu saja para pria Jepang tak perlu repot-repot lagi mencari pasangan lawan jenis sebab kepuasan seksual sudah mereka dapatkan. Dirilis dari Antara news. Hasil survei menunjukkan sekitar 40 persen pasangan menikah mengaku tidak melakukan hubungan seks dalam sebulan terakhir," kata kepala klinik Asosiasi Keluarga Berencana Jepang Kunio Kitamura, di Tokyo, Dan secara langsung berdampak menurunnya tingkat kelahiran 
 Bahkan kini pria Jepang di kenal dengan sebutan   Herbivora, merujuk  pada pria pasif yang tidak secara aktif mencari perempuan dan hubungan seksual.
Menurut pakar psikologi seorang yang terbiasa menonton video porno setiap harinya maka ia akan merasa pasangannya tidak secantik dan sesempurna yang biasa dilihat dari layar laptop ketika melihat adegan pornografi dan menurunkan gairah seksualnya. Bahkan suatu survei di Amerika menemukan fakta ,bahwa semakin tinggi tingkat konsumsi pornografi semakin tinggi pula perceraian . So kalau sudah bercerai bagaimana melakukan reproduksi ?

Alasan di kemukakan para pasangan di Jepang bahwa dengan mempunyai anak maka menghambat karir dan beban ekonomi meningkat sangat tidak masuk akal karena saat ini. Para orang tua juga tidak perlu takut akan mempunyai anak karena pemerintah Jepang akan memberikan tunjangan anak. Jepang juga perlu lebih terbuka terhadap migrasi karena saat ini Jepang terkenal dengan migrasi yang terutup. Karena dengan migrasi ini dapat menambah orang yang mempunyai kewarganegaraan Jepang.

Posting Komentar