Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Menari Bersama "Maut"'

Ketika Kematian datang tak bisa dihindari 
Kematian untuk sebagian besar orang ibarat ”hal mengerikan” yang mau tak mau pasti kedaatangannya, namun tidak diketahui persis kapan datangnya, dan dari mana, serta mulai dari mana.


Akan tetapi bagi mereka yang memiliki kesempurnaan iman di dalam dada, serta mereka yang sudah mempersiapkan diri dengan berbagai jenis ibadah dan amal saleh

justru kematian merupakan sesuatu yang  paling dirindukan, karena melalui kematian sendiri  itulah, adalah impianuntuk segera bertemu surga, dan bertemu serta menyatu dengan Sumber Azali, Allah, dapat segera terwujud.

Memang, antara rindu dan takut menjadi sangat tipis batas nya dalam kaitan dengan menghadapi kematian ini. Perasaan manusia akan teraduk-aduk jika ditanyakan apakah dia sudah
siap untuk bertemu malaikal maut? Atau misalnya andaikan seseorang akan wafat dan  akan mati besok, atau bahkan sejam  Iagi, maka pada umumnya  dari kita akan bungkam mengenai sejauh mana kesiapan dalam menghadapinya.

Berbagai bayangan juga segera berkelebat dalam alam ketidakpastian apatah lagi, ditanyakan  pada kita, bagaimana keadaan kita nanti setelah mati?
Kita akan menjawab ”tidak tahu”. Nah, pada sisi ini, kebanyakan  manusia takut untuk mati karena memang banyak alasan yang mendasarinya.

Sebenarnya proses kematian sendiri tidak perlu untuk di takuti, sebab kematian pada hakikatnya sama dengan kita saat pertama kali keluar negeri untuk menuntut ilmu. Tentu terbayang sudah benak yang akan dihadapi di negeri rantau. Mulai makanan, adat-istiadat yang berbeda hingga tentu wajah-wajah baru yang akan menghiasi hidup kita sekian waktu.

Di dalam benak dan pola pikir kita hanya saling beradu untuk kemudian melawan ketakuta-ketakutan itu dengan memperbanyak refrensi dan informasi di Negara yang akan kita tuju.

Demikian halnya dengan kematian. jika seseorang sudah memperoleh informasi yang akurat, lengkap dan meyakinkan, maka ia akan merasa bahwa kematian itu memang merupakan sahabatnya, yang akan mengantarkannya ke negeri akhirat sebagai tujuannya.

Berdasar informasi yang ada, maka ia akan segera dapat mempersiapkan segala bekal dan modal yang diperlukan, untuk perjalanan selanjutnya pasca kehidupan dunia. Bagi umat muslim tentu peta dan informasi yang ia pegang jelas sudah ada dalam Al Qur’an dan Hadis.

Iadi ketika ia memiliki modal yang sangat banyak, investasi yang cukup, serta sudah mengetahui pemetaan kondisi alam akhirat, maka justru ia akan merindukan kematian sebagai terminal atau stasiun bagi kehidupannya.

Kematian merupakan tema kehidupan, yang pada umumnya orang akan merasa takut dan ngeri untuk menghaclapinya. 

Kematian juga sesuatu yang menurut sebagian orang harus terus ”diawali”, agar paling tidak dapat ditunda waktunya. Ketika seseorang  merasakan sakit, maka dia segera berupaya agar
segera sehat kembali, dan berharap bahwa penyakit yang ada tidak membawanya sampai kepada kematian. 

Manusia juga sadar bahwa kematian tidak bisa dihindari apalagi sampai menundanya.
Di saat kita masih hidup sekarang sebenarnya di saat yang sama, pada setiap detik yang kita lalui, kita bergulat dengan kematian.

Betapa tidak setiap hari ribuan sampai jutaan sel sel kita mengalami kematian. Sedikit demi sedlikit seluruh  organ tubuh kita, dari yang paling kecil sampai yang besar, selalu mengalami kemerosotan kuantitas dan kualitas.

Pada dasarnya Allah telah memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang berbagai peristiwa yang bakal kita alami di balik kematian.

Dan sebaiknya agar kita mempersiapkan bekal. Persis orang yang akan bepergian, tentunya sudah dapat gambaran apa yang bakal terjadi dan kemudian kita sudah mempersiapkan segalanya. jadi kenapa takut Iagi?

Posting Komentar